Kamis, 27 September 2012

KESEDIHANKU

Sudah selarut ini kesedihanku semakin menjadi-jadi saja. terasa amat ingatanku tentang halnya yang terus membayang.
tepat hari ini kamu telah pergi selamanya,
pamitmu amat mengejutkan terhadap orang-orang yg masih menyayangimu.

to be continue.......

Senin, 10 September 2012

Masih Teringat Jelas


Masih teringat jelas 
saat kita duduk disini sambil menikmati jajanan kesukaanmu
terik mentari pun semakin terasa siang itu 

dan seakan mengawasi kita terus untuk memaksakan kita segera membicarakan sesuatu yang belum terungkapkan

Masih sangat teringat jelas
Mungkin saat ini kau juga tengah duduk manis di sana tetapi bukan denganku melainkan dengannya

Masih teringat jelas 
saat untuk pertama kalinya kita berjumpa....ya dikota ku saat ini, dengan ringan kau memberikan tanganmu dan aku menyalaminya
malam pun jadi saksi saat kau memperkenalkan diri, memberi isyarat bahwa kau akan menjadi bagian dari pertemanan yang baik dan indah

Ya, masih sangat teringat jelas
Mungkin saat ini kau juga tengah menyalami tangan-tangan itu, tetapi bukan tanganku melainkan tangan kekasihmu.

Masih teringat jelas 
saat kau melihatku yang sedang menahan kantuk, karena saat itu adalah hari awal-awal dengan pekerjaan baruku yang begitu sibuk,
ditengah sepinya terminal  kau menghibur dan seakan kau sedang menghalau dinginnya malam yang menusuk badanku ini.

 Ya, masih sangat teringat jelas
Mungkin saat ini kau juga tengah menikmati suasana malam disana tetapi bukan denganku melainkan dengannya


Masih teringat jelas 
saat kau mengantarku jalan-jalan melintasi dinginnya pagi dikota malang
embun pun jadi saksi saat kau dengan riangnya menawarkan diri 

dikala yang lain masih asik dengan selimut tebalnya
Ya, masih sangat teringat jelas
Mungkin saat ini kau juga  tengah tersenyum riang disana tetapi bukan denganku melainkan dengannya

Ya, masih teringat jelas
saat kau mengucapkan maaf bahwa kau akan pergi jauh  
bukan karena benci atau patah hati kau meninggalkanku pergi
dan hatiku pun sempat terguncang karena itu.namun aku tak pernah 
memendam benci dan sakit hati padamu, akupun sadar bahwa kebijaksanaan tuhan lebih adil menentukan jalan kita.
Begitu erat kau menggenggam tanganku, matamu tertutup seakan menahan air mata yang terus menetes mengalir 
lemah dan berhenti diujung dagumu yang indah.

itulah hari terakhir dimana kita menghabiskan waktu bersama.
bersamamu, bersamaku, 


namun sampai saat ini.....  tempat duduk itu masih membisu 
tak pernah membisik rindu di telinga-telinga yang menunggu kabar tentang sang pujaan.